Desi Fatma

Penilik Pendidikan Anak Usia Dini pada Dinas Pendidikan Kota Solok Sumatera Barat. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Guru Pelita Hatiku

Dengan wajah ditekuk, aku menuju ruang kelas. Kembali kata-kata Bu Mita wali kelasku terngiang.

"Besok kamu harus hadir ya Di, ibu tidak mau kamu pura-pura sakit lagi"

Aku hanya bisa menunduk memandangi sepatuku yang terlihat mulai menganga.

"Adi, kamu anak yang pintar. ibumu pasti sangat senang melihat anaknya kembali menjadi bintang kelas" Bu Mita menghentikan lamunanku.

"Insya Allah besok saya datang, bu" jawabku dengan suara yang sangat pelan.

"Alhamdulillah, ibu senang mendengarnya. Sekarang kamu boleh kembali ke kelas"

Kejadian beberapa tahun yang lalu kembali melintas di ingatanku. Aku yang seharusnya gembira dan bersukacita saat namaku diumumkan sebagai siswa peraih nilai tertinggi dari semua angkatan, namun harus menahan malu dengan insiden kecil yang kualami.

Saat itu aku baru duduk di kelas 1 sekolah menengah pertama (SMP). Aku memperoleh nilai teringgi dikelasku, bahkan nilaiku mengalahkan nilai-nilai pemuncak kelas dari semua tingkatan.

Saat namaku dipanggil, dengan senyum dibibir, aku melangkah menuju panggung yang telah disediakan di halaman sekolah. Aku melangkah ke depan, kudengar bisik-bisik dan tertawa tertahan dari arah belakang. Semakin mendekati panggung suara riuh dan tawa anak-anak yang lain mulai heboh. Apakah mereka mentertawakan aku ?

Ahhh...biarkan saja, mungkin ada hal lucu yang membuat mereka tertawa, pikirku.

Aku mulai menaiki panggung untuk bergabung dengan pemuncak kelas lainnya, Pak Rahmad wali kelasku mendekat dan berbisik,

"Adi, maaf ya nak. Apakah kamu tidak tahu kalau celanamu robek ?"

Tanganku reflek memegang bagian belakang celanaku, dua hari yang lalu kututup dengan plaster obat luka, Hansaplast.

Ya Allah, ternyata plaster tersebut terlepas dan menempel di kursi dimana aku duduk tadi. Terlihat plaster masih menempel di kursi tersebut.

Ternyata ini yang mereka tertawakan dari tadi. Rasanya aku ingin lari dan menangis dipelukan mak. Menumpahkan semua beban dan rasa malu ini.

Irwan, sahabat baikku datang membawakan kain sarung yang diambilnya dari mushalla sekolah. Kuambil sarung yang diberikan sahabatku tersebut dengan mata berkaca-kaca sambil mengucapkan terima kasih.

Setelah menerima penghargaan sebagai bintang sekolah, aku langsung berlari menghilang dari kerumunan teman-teman yang masih menahan tawa saat aku melintas di depan mereka. Tak kuhiraukan panggilan Irwan dan Pak Rahmat. Aku terus berlari.

Perasaanku campur aduk ada rasa bahagia karena aku berhasil menjadi bintang kelas. Namun sedih, malu dan terluka dengan kejadian barusan. Aku terus melangkah. Hanya satu tujuanku, pulang ke Mak. Tempat ternyaman di dunia ini.

Sejak saat itu aku tidak pernah datang saat pembagian rapor, walaupun aku selalu menjadi bintang kelasnya.

Tapi Bu Mita ingin sekali aku datang saat pengumuman besok. Kupandangi bungkusan putih yang diberikan Bu Mita tadi.

"Irwan sudah menceritakan semuanya pada ibu".

"Mohon diterima pemberian ibu ini ya, Di"

"Ibu ingin melihatmu memakainya besok, saat menerima penghargaan bintang kelas"

"Anggaplah ini sebagai hadiah untuk ibu sebelum Purna Bakti"

Aku akan datang besok. Aku tidak ingin mengecewakan orang sebaik Bu Mita. Guru sekaligus orangtua yang sangat menyayangiku. Aku yakin, kejadian beberapa tahun yang lalu tidak akan terulang lagi. Terima kasih untuk celana barunya Bu. Aku janji akan menjaganya agar tidak ada lagi Hansaplast menempel di pantatnya.

Selamat Hari Guru untuk Seluruh Guru Bangsaku...

Tetaplah menjadi Pelita Hidupku...

Embun penyejuk hatiku....

Rumahku, 25 November 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantaps, cerita yang sarat makna. Sukses selalu dan barakallahu fiiik

25 Nov
Balas

Aamiin... Terima kasih kunjungannya Bunda. Sukses juga untuk Bunda Vivi

25 Nov

Keren sekali ,semoga masih banyak guru yang peduli padsma siswa yang kurang mampu .Selamat hari guru salam kenal

25 Nov
Balas

Salam kenal Bunda. Terima kasih sudah mampir. Selamat Hari Guru

25 Nov



search

New Post