Desi Fatma

Penilik Pendidikan Anak Usia Dini pada Dinas Pendidikan Kota Solok Sumatera Barat. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
YANG MUDA YANG BERKARYA ; NADIEM MAKARIM
Bisnis.tempo.com

YANG MUDA YANG BERKARYA ; NADIEM MAKARIM

Perhelatan akbar telah terlaksana dengan aman dan damai. Presiden terpilihpun telah mengumumkan menteri-menteri yang akan membantunya dalam menjalankan roda pemerintahan untuk kurun waktu lima tahun kedepan. Bermunculan wajah-wajah baru yang akan memberi warna dalam dunia pemerintahan.

Nadiem Makarim salah satunya. Sosok anak muda yang mewakili kaum milenial ini ikut duduk sejajar bersama menteri-menteri terpilih lainnya. Seorang anak muda penuh talenda dalam usianya yang masih relatif muda, 35 tahun. Dilirik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dalam Kabinet Indonesia Maju.

Mas Nadiem, panggilan akrab untuk sosok muda ini. Menjadi tumpuan dan harapan baru bagi dunia pendidikan Indonesia selanjutnya. Terutama mempersiapkan generasi muda dalam menyongsong era digital revolusi industri 4.0. Semua kita dituntut untuk melek tekhnologi. Namun jangan sampai salah kaprah.

Saat Presiden Joko Widodo mengumumkan Mas Nadiem sebagai Mendikbud yang baru, maka muncullah berbagai pro-kontra dikalangan masyarakat. Seorang Nadiem Makariem, yang masih sangat muda dan berlatar belakang pendidikan dibidang bisnis. Sekarang harus membidangi dunia pendidikan. Apakah ia mampu ? Mau dibawa kemana dunia pendidikan ini ?

Hal ini tentu sudah dipikirkan oleh presiden sebelum memutuskan untuk memilih mantan CEO transportasi online terkenal (G0-Jek) ini sebagai menterinya. Beliau yakin anak muda milenial ini akan mampu memajukan bidang pendidikan dan kebudayaan di Indonesia. Dipundaknyalah harapan besar itu tertumpang.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat, pesan kami untukmu Mas Nadiem, apapun bentuk kreasi, inovasi yang akan dilakukan dalam dunia pendidikan nantinya tak lepas dari nilai-nilai dan norma-norma agama. Nilai-nilai karakter khususnya. Dunia pendidikan saat ini telah mencanangkan penguatan pendidikan karakter mulai dari anak usia dini.

Karakter itu harus ditanamkan sedini mungkin. Untuk menanamkan karakter yang baik, maka harus dipersiapkan media tanam yang baik. Ibarat kita menanam sebuah bibit tanaman, maka yang harus kita siapkan terlebih dahulu adalah media tanahnya. Agar tanaman itu tumbuh sesuai dengan yang diharapkan.

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan awal yang diperoleh anak setelah pendidikan keluarga. Ditangan guru-guru PAUDlah anak-anak ini dibentuk. Sebelum membentuk karakter peserta didik, maka yang pertama sekali harus dibentuk adalah karakter pendidiknya. Melalui gerakan literasi salah satunya.

Literasi merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan dalam upaya memberdayakan gerakan menulis dan membaca. Untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) kegiatan literasi tidak hanya terfokus kepada menulis dan membaca saja. Namun bagaimana seorang guru mampu menciptakan kegiatan belajar dan bermain yang bermakna bagi anak. Sehingga anak merasa senang, nyaman dan tidak mudah jenuh.

Disinilah dituntut kemampuan guru untuk menstimulasi agar potensi yang dimiliki anak berkembang dengan baik. Setiap guru harus memiliki kompetensi yang mumpuni. Dengan kata lain mareka dituntut harus profesional dalam melaksanakan tupoksi mereka sebagai guru anak usia dini. Namun semua hal tersebut tidak dapat terlaksana dengan baik, jika latar belakang pendidikan mereka bukan dibidang pendidikan anak usia dini.

Masih minimnya kemampuan dan pengetahuan guru-guru PAUD tentang pola asuh dan pembelajaran anak usia dini saat ini. Disebabkan karena sebagian besar mereka masih berlatar belakang tamatan sekolah menengah atas (SMA). Selain itu kurangnya pelatihan-pelatihan yang diberikan juga mempengaruhi kompetensi guru tersebut.

Selain kompetensi guru yang kurang, minimnya sarana dan prasarana dilembaga PAUD juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Sebagai seorang penilik PAUD dimana tugas utama saya sebagai pengendalian mutu dan evaluasi dampak program PAUD, saya sering mendapatkan curhatan-curhatan atau curahan hati dari lembaga PAUD. Baik dari guru-guru ataupun pengelola PAUD itu sendiri.

Mereka memiliki keinginan yang besar untuk memajukan lembaga PAUD, namun mereka tidak memiliki sarana yang cukup untuk melaksanakannya. Memang saat ini sudah ada bantuan dana dari pemerintah pusat dalam bentuk bantun operasional bagi lembaga. Namun belum cukup memadai.

Salah satu bentuk program pemerintah dalam menggalakkan literasi sejak usia dini adalah melalui Gerakan Orangtua Membacakan Buku (Gernas Baku). Gerakan yang telah dilaksanakan dua tahun terakhir ini dirasa cukup bagus untuk memotivasi anak gemar membaca. Selain gerakan orang tua membacakan buku, disekolah guru-guru juga disarankan untuk selalu membacakan buku minimal 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Namun hal tersebut tidak dapat terlaksana dengan baik, lagi-lagi disebabkan karena minimnya sarana di lembaga, khususnya buku cerita.

Selain sarana dan prasarana, faktor kesejahteraan gurupun menjadi pengaruh yang besar terhadap kelangsungan PAUD. Honor atau insentif yang mereka terima sangatlah minim, terutama bagi kami yang di daerah. Setiap bulannya mereka hanya digaji sebesar 400-600 ribu rupiah. Itupun mereka terima sekali tiga bulah bahkan ada yang sekali enam bulan. Terbayangkan bagaimana nasib mereka ?

Maka dari itu Mas Nadiem, saya selaku penilik PAUD yang bertugas di daerah, memohonkan agar pemerintah juga memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan kami. Khusunya kami yang bergerak dibidang pendidikan non formal. Karena selama ini kami merasa seperti dianak tirikan bila dibandingkan dengan saudara kami di pendidikan formal. Guru-guru yang mengajar disekolah formal, baik yang honor maupun PNS merasakan nikmatnya tunjangan sertifikasi. Namun bagaimana dengan guru-guru kami yang di sekolah non formal ? jangankan tunjangan sertifikasi, insentif atau bantuan dari pusatpun belum semua mereka mendapatkannya.

Termasuk kami yang berprofesi sebagai penilik PAUD dan Dikmas. Bila dilihat dari tupoksi, tidak ada bedanya dengan yang dilakukan oleh teman-teman kami di sekolah formal. Namun dari segi kesjahteraan sangat berbeda. Kami tidak mendapatkan tunjangan profesi seperti yang diperoleh teman-teman pengawas. Hanya karena kami membina sekolah non formal, sehingga kami tidak tersentuh oleh undang-undang guru dan dosen.

Tanpa mengurangi rasa hormat, saya mewakili teman-teman yang bergerak dibidang non formal, baik pendidik maupun tenaga kependidikannya, menggantungkan harapan besar kepada Mas Nadiem. Mohon sekiranya kami juga diberikan perhatian lebih.

Sekali lagi saya ucapkan selamat menjalankan tugas kepada Mas Nadiem, semoga amanah dan dapat memberikan warna baru di dunia pendidikan Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

Salam Literasi dari Tanah Andalas.(desi fatma)

Profil Penulis.

Ia adalah mantan guru bahasa inggris sekolah dasar yang sekarang menjabat sebagai Penilik PAUD Di Dinas Pedidikan Kota Solok Sumatera Barat. Ia aktif dalam menulis tentang bidang PAUD di blog penilik PAUD Kota Solok. Ia dapat dijumpai di [email protected] dan desifatmagurusiana.id

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hebat sekali Desi... Yang Muda Yang Berkarya... Keren tulisan dan idenya, semoga Mas Nadiem mengabulkan permohonan dalam tulisan ini.. Barokallah Syut...

13 Nov
Balas

Aamiin... Semoga bisa memberikan pencerahan untuk dunia pendidikan. Sukses selalu dian.....

20 Nov

Wow, yang muda yang berkarya. Semoga asa kita terbukti. Sukses selalu dan barakallah fiik

30 Oct
Balas

Aamiin. Semoga wajah pendidikan kita semakin kinclong ya Bunda. Terima kasih untuk kunjungannya. Sehat, bahagia dan sukses selalu. Barakallah

30 Oct



search

New Post